Bengkulupost.id – (23/06/24) – Alva Tomi Zaelani, SH., pertanyakan realisasi Dana Desa Pasar Ketahun tahun anggaran 2023.
Alva Tomi Zaelani, SH yang merupakan salah seorang tokoh muda yang berdarah Pekal, tengah melakukan kajian mengenai Penggunaan Dana Desa di desa-desa di wilayah tanah kelahirannya.
Saat dikonfirmasi di Kantor Sekber Media Bengkulu Utara, Alfa Tomy Zaelani, SH mengatakan, “Dana desa Kabupaten Bengkulu Utara khususnya Desa Pasar Ketahun pada rincian pencairan tahap II perlu dipertanyakan.”
“Dimana realisasi penyaluran sejumlah 251 juta Rupiah yang dicairkan pada tanggal 17 Juli 2023,” kata Alva Tomy Zaelani, SH.
“Hal yang pertama kali saya pertanyakan itu terkait penyelenggaraan PAUD TK TPA TK TPQ Madrasah non formal milik desa yang di sana melibatkan bantuan honorer dan pengadaan pakaian seragam tersebut dan sebagainya ini kami sangat mempertanyakan,” ucap Tokoh Muda Pekal ini,” ungkap Alva Tomy.
“Kemudian dana operasional PAUD TK TPA TPA TPQ Madrasah non formal Desa PAUD dan guru ngaji ini kita pertanyakan rawan rentan penyimpangan, kemudian pembangunan gedung TK TPA TPQ Madrasah non formal milik desa, pembangunan gedung yang terletak di Dusun 4 Cakra ini untuk Paud sangat-sangat kita pertanyakan,” lanjutnya.
“Realisasi penyelenggaraan Posyandu ini makanan dan tambahan kelas ibu hamil kelas Ibu lansia insentif kader Posyandu yang di mana Di sana ada makanan tambahan jumlah ibu hamil jumlah lansia kemudian terkait pembangunan rehabilitasi peningkatan fasilitas jumlah umum MCK dan lain-lain. fasilitas jembatan umum MTK umum dan lain pembangunan WC sebanyak 9 unit perlu kita pertanyakan,” cetusnya.
“Penyelenggaraan publik misalnya pembuatan poster baliho informasi penetapan yang anggarannya menelan Rp. 27.373.150,-,” lanjutnya.
“Kemudian pengelolaan dan pembuatan jaringan instalasi komunikasi dan informasi lokasi lokal desa yang berjumlah 7 juta sangat rentan penyimpangan,” ujarnya.
“Kemudian sumber air bersih milik desa penampungan air hujan sumur bor dan lain nya, sumur bor 4 unit yang jumlah nilainya Rp 88.736.000,-, ” ungkapnya.
“Kemudian pada tahap kedua ini penyelenggaraan pemerintahan desa terkait pemetaan dan analisis kemiskinan Desa secara partisipatif juga kami pertanyakan,” kata Alva Tomy.
“kemudian operasional pemerintahan desa yang bersumber dari dana desa yang menelan Dana biaya koordinasi pemerintahan desa sejumlah RP 5.115.000,-,” ucapnya.
“Kemudian juga akan kami pertanyakan untuk desa Pasar Ketahun mengenai pembinaan kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat ini yang sangat rentan sekali, honorium lembaga adat untuk desa tahun itu Rp. 7.200.000,-,” lanjutnya.
“Terkait peningkatan kapasitas perangkat desa untuk pelatihan yang menggunakan anggaran sejumlah Rp. 17.884.000,- juga akan kami pertanyakan,” tutupnya.
Terpisah, Buyung Karim yang merupakan Sekjen DPD Ormas Laki Bengkulu Utara ikut bicara terkait Penggunaan Dana Desa di Desa Pasar Ketahun, Kecamatan Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara.
“Silva Dana Desa Pasar Ketahun itu juga perlu dipertanyakan, 20 juta loh jumlahnya,” cetus Buyung Karim.
“Belum lagi anggaran yang dikeluarkan oleh Pemerintahan Desa, sebanyak 4 Kali pencairan terkait Kejadian Keadaan Mendesak sejumlah Rp 21.600.000,- juga akan kita soroti,” tandas Buyung Karim.
“Dalam waktu dekat, Kami dari ORMAS LAKI Bengkulu Utara akan melakukan investigasi terkait penggunaan anggaran Desa Pasar Ketahun, tahun 2023 ini,” pungkasnya.
Lebih lanjut Alva Tomy yang merupakan Tokoh Muda Pekal mengatakan, “Saya juga mempertanyakan tentang pembangunan rehabilitasi peningkatan kerambah kolam perikanan darat milik Desa Pasar Ketahun, yang mana pembangunan kolam ikan sejumlah 29 unit itu sebesar Rp. 104, 964. 000,-.”
“kemudian juga terkait masalah jumlah produksi dan pengolahan peternakan yang diserahkan itu sekitar Rp 62.579.200,-,” ucapnya.
“Kemudian juga sumber air bersih ya milik desa atau air tandon penampungan air, kemudian juga mengenai Jalan pemukiman Gang cor blok lingkaran pemukiman Gang Dusun 2 dengan volume 50 meter yang menelan dana lebih kurang Rp 40.945.000,-,
Kemudian pengelolaan dan pembuatan jaringan instalasi komunikasi dan informasi lokal Desa itu untuk poster baliho dan lain-lainnya tuh saya lihat ada 31.952.500,- yang juga kita pertanyakan.
“Kemudian hal-hal lain dulu yang terkait pembangunan rehabilitasi peningkatan pengadaan sarana prasarana alat peraga edukatif atau disebut AP madrasah non formal menghabiskan biaya sejumlah Rp 103.931.300,-
Kemudian kita juga mengkaji pada tahap pertama itu jumlah peserta penyuluhan ini kami menduga rawan sekali rentan akan penyimpangan, pertama jumlah peserta penyuluhan dan pelatihan pendidikan bagi masyarakat itu untuk pelatihan pendataan IDM yang menghabiskan anggaran lebih kurang Rp. 13.996.000,-
Nah kemudian di tahap pertama itu juga saya lihat masih ada poster baliho masyarakat informasi Desa APBD dan lainnya yang memakan anggaran lebih kurang Rp. 28.645.250,-, dan ini sangat menjadi pertanyaan bagi kami,” pungkasnya.,{FZ} (MC.SEKBER)